Thursday, January 11, 2018
Tabel Sistem Periodik Unsur Moderen
Sistem periodik
unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu.
Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.
Sistem Periodik
Unsur yang kita kenal sekarang disebut sebagai Sistem Periodik Unsur Moderen
yang dibuat oleh Henry G. Moseley. Sistem
Periodik Unsur moderen disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan
sifat.
Dalam sistem
periodik modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang
disebut golongan. Sistem Periodik Unsur modern terdiri dari 7 Periode, 8
Golongan utama (Golongan A) dan 8 Golongan transisi (Golongan B)
Berikut merupakan
Tabel Periodik Unsur Moderen.
Tugas III : Membuat Tabel Sistem Periodik Moderen
Ketentuan isi:
1. Periode
2. Golongan
3. Lambang unsur
4. Nama Unsur
5. Nomor Atom
6. Warna yang menunjukkan sifat logam, semilogam dan nonlogam.
Berikut ini merupakan keterangan dari bagian - bagian SPU berdasarkan ketentuan isi yang diharapkan:
Contoh Laporan Praktikum Fisika
Laporan
Praktikum IPA - FISIKA
MENENTUKAN MASSA JENIS BENDA (JUDUL)
Oleh:
Mega VII-A/12
SMP KATOLIK SANTA CLARA
SURABAYA
2016/2017
A. Tinjauan
Pustaka
Massa
jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air). Satuan SI massa
jenis adalah kg/m-3.
Volume
suatu benda dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran
langsung biasanya dilakukan dengan menggunakan gelas ukur, sedangkan pengukuran
secara tidak langsung dilakukan dengan mengukur Panjang, Lebar dan Tebal benda
yang bersangkutan.
Dalam
melakukan pengukuran Panjang, Lebar, atau Ketebalan sutu benda tidak selalu
menggunakan Penggaris atau Mistar saja,tetapi masih ada
alat ukur panjang yang lain, yaitu alat ukur yang memiliki ketelitian lebih
kecil seperti Jangka Sorong. Jangka sorong digunakan untuk mengukur Panjang
atau Lebar suatu Benda.
Jika
massa dan volume diketahui, maka dengan mudah kita dapat menentukan massa jenis
benda tersebut dengan rumus :
ρ = m/v
Keterangan
:
ρ =
massa jenis
m = massa
v = volume
Massa jenis tiap benda berbeda – beda, berikut ini
merupakan tabel massa jenis dari beberapa benda:
Benda
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Kayu
|
0,8
|
Besi
|
8
|
Aluminium
|
2,7
|
Tembaga
|
8,9
|
Kuningan
|
8,4
|
B. Tujuan Praktikum
1.
Siswa dapat menghitung massa jenis benda
2. Siswa
dapat menggunakan alat ukur
C. Waktu Dan Tempat Penelitian
Praktikum Menentukan Massa Jenis Benda ini berlangsung pada
hari Rabu, 18 Agustus 2016 bertempat di Laboratorium Fisika SMP KAtolik Santa
Clara Surabaya.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Balok
2. Jangka
Sorong
3. Gelas ukur
4. Neraca / Timbangan
E. PROSEDUR KERJA
1.
Menimbang massa kayu menggunakan neraca kemudian
menuliskan massa pada tabel 1
2. Mengukur
diameter dan tinggi besi menggunakan jangka sorong
3. Menghitung
volume benda dengan rumus
4. Menghitung
massa jenis dengan cara massa dibagi volume.
5. Mengulangi
langkah 1 – 4 untuk benda besi, aluminium, tembaga dan kuningan
6. Menuliskan
massa benda di tabel 2
7. Mengukur
volume benda menggunakan gelas ukur
8. Menghitung
massa jenis benda menggunakan rumus massa dibagi volume dan diletakkan di Tabel
2
F. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1
No
|
Jenis
Benda
|
Massa (gram)
|
Diameter (cm)
|
Tinggi (cm)
|
Massa Jenis
|
1
|
Kayu
|
2
|
0,98
|
3,035
|
0,87
|
2
|
Besi
|
17,5
|
1
|
3
|
7,41
|
3
|
Aluminium
|
6,6
|
1
|
3
|
2,8
|
4
|
Tembaga
|
20
|
0,99
|
3
|
8,65
|
5
|
Kuningan
|
19
|
1
|
2,96
|
8,15
|
Tabel 2
No
|
Jenis
Benda
|
Massa (gram)
|
Volume (mL)
|
Massa Jenis
|
1
|
Kayu
|
2
|
||
2
|
Besi
|
17,5
|
2
|
8,75
|
3
|
Aluminium
|
6,6
|
2
|
3,3
|
4
|
Tembaga
|
20
|
3
|
6,67
|
5
|
Kuningan
|
19
|
2
|
9,5
|
G. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan di atas, ternyata di antara dua
cara yang dilakukan untuk mengukur volume dan massa jenis dari sebuah benda,
didapatkan yang lebih teliti yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
jangka sorong (Tabel 1) dibandingkan dengan menggunakan gelas ukur (Tabel 2).
Hal itu disebabkan karena peralatan yang digunakan dalam
pengukuran dengan menggunakan jangka sorong lebih teliti, dan proses
perhitungannya pun lebih rumit dibandingkan dengan pengukuran dengan
menggunakan gelas ukur, karena pengukuran itu menggunakan peralatan yang
sederhana dan proses perhitungannya pun tidak terlalu rumit.
H. KESIMPULAN
1.
Massa jenis suatu benda dipengaruhi oleh massa
setiap volume benda tersebut, semakin besar volume maka semakin rendah massa
jenisnya, semakin besar massanya maka semakin besar pula massa jenisnya
sehingga dapat ditulis dalam rumus.
2. Jika kita
melakukan pengukuran dengan peralatan yang memiliki ketelitian yang lebih
kecil/teliti, maka hasilnya pun akan lebih teliti. dibandingkan dengan
mengunakan peralatan yang langsung, seperti gelas ukur.
I. DAFTAR PUSTAKA
Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul
Fisika Dasar Universitas. Jakarta: Mercubuana
Format Laporan IPA - Fisika
Menulis laporan praktikum Fisika sebenarnya
merupakan dasar berlatih menulis laporan penelitian. Dalam tulisan saya kali
ini, saya berusaha memberikan contoh format laporan praktikum untuk siswa SMP
kelas VII. Format penulisan laporan yang saya berikan juga sifatnya masih
sederhana, tetapi tidak mengurangi isi yang ingin saya berikan. Mengingat kelas
VII merupakan peralihan dari tingkat SD ke SMP. Berikut contoh format laporan
praktikum Fisika yang menurut saya sudah cukup baik untuk siswa di tingkat SMP.
Silahkan simak dan sesuaikan dengan tema praktikum anda.
A. JUDUL
B. TINJAUAN
PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi dasar teori singkat yang berisi
penjelasan ringkas mengenai konsep yang relevan atau berhubungan dengan tema praktikum, atau
sesuatu yang mendorong mengapa kamu melakukan praktikum tersebut.
C. TUJUAN
PRAKTIKUM
Tujuan berisi konsep tentang apa yang diuji atau yang ingin
diketahui atau hasil yang diharapkan dalam praktikum.
D. WAKTU DAN
TEMPAT PENELITIAN
Waktu dan tempat penelitian ditulis berdasarkan waktu dan
tempat anda melakukan praktikum/penelitian
E. ALAT DAN
BAHAN
F. PROSEDUR
KERJA
Prosedur kerja ditulis secara rinci dalam bentuk poin – poin
dan ditulis menggunakan kalimat aktif
G. HASIL
PENGAMATAN
Data hasil pengamatan berisi catatan hasil
praktikum. Data yang dicatat bisa berupa data numerik (angka) atau pengamatan
terhadap suatu peristiwa. Untuk mempermudah biasanya dituangkan dalam bentuk
tabel.
H. PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang uraian hasil
praktikum. Pembahasan ini umumnya bisa dipermudah dengan menghubungkan antara
hasil eksperimen dengan teori. Tidak masalah jika hasil praktek sesuai dengan
teori. Yang jadi persoalan bila hasil praktikum tidak sesuai dengan teori.
Kasus ini sering disebut dengan anomali praktikum. Untuk menghindari masalah
ini rancanglah prosedur percobaan dengan baik dan cermat.
Tetapi apabila hasil pembahasan tidak sesuai
dengan teori, maka selidikilah kira – kira faktor apa yang menjadi penyebabnya,
kemudian tuangkan penyebabnya dalam laporan praktikum.
Untuk mempermudah dalam membuat pembahasan,
biasanya saya tuangkan ke dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam bentuk
pertanyaan – pertanyaan, kemudian peserta didik mengubah kalimat tanya tersebut
menjadi sebuah paragraf.
I. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi penegasan konsep hasil
praktikum secara singkat, dan disesuaikan
dengan tujuan praktikum dengan berlandaskan hasil eksperimen. Jika tujuan
praktikum ada lima poin misalnya, maka kesimpulan bisa ditarik berdasarkan
setiap poin tujuan praktikum.
J. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar literatur yang digunakan
sebagai acuan dasar teori. Anda boleh mencantumkan sumber apa saja di sini,
mulai buku, laporan ilmia, maupun artikel pada suatu situs tertentu. Semakin
banyak literatur yang relevan dan berkualitas, maka dasar teori Anda semakin
bagus.
Standar Satuan Besaran Pokok yang Lain
Besaran Massa
Massa merupakan salah satu
contoh besaran pokok yang memiliki satuan SI kilogram. Standar satuan massa
sering berubah – ubah dari tahun ke
tahun. Berikut ini merupakan sejarah standar satuan besaran massa.
Pada tahun 1799, kilogram
didefinisikan sebagai massa 1 liter
air pada suhu 4 derajat celcius. Namun kemudian ditemukan bahwa volume air
yang diukur ternyata 1,000028 desimeter kubik, sehingga standar ini
ditinggalkan pada tahun 1887.
Pada tahun 1887 kilogram
didefinisikan sebagai massa silinder
logam yang terbuat dari campuran logam platina dan iridium. Massa standar
ini disimpan dalam kondisi yang dikontrol secara ketat di International Bureau of Weights and Measures di kota Sevres,
Prancis.
prototype massa standar |
Kilogram merupakan satu - satunya
satuan standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan - tiruan telah dibuat dengan
ketelitian mencapai 1/108 part, namun metalurgi abad 19 belum baik,
sehingga ketidakmurnian pada logam menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per
billion setiap tahunnya.
Besaran Waktu
Waktu merupakan besaran pokok yang
memiliki satuan SI sekon. Berikut ini merupakan penetapan satuan besaran waktu
dari tahun ke tahun.
Satuan waktu awalnya
didefinisikan sebagai 1/86400 dari waktu
satu hari. Namun Karen waktu rotasi bumi tidak konstan, maka definisi ini
ditinggalkan.
Pada tahun 1967 ditetapkan
waktu standar satu sekon adalah waktu
yang diperlukan oleh atom sesium-33 untuk melakukan getaran sebanyak
9.192.631.770 kali periode getaran radiasi dari atom sesium. Definisi
inilah yang kita gunakan sampai sekarang.
Atom Cesium-133 memancarkan gelombang dengan frekuensi osilasi sebanyak 9,192,631,770 kali per sekon |
Untuk memproduksi waktu standar tersebut maka dibuat jam
yang didasarkan getaran gelombang yang dipancarkan atom Cesium-133. Jam
tersebut dinamakan jam atom. Contoh jam atom pertama tersimpan di NIST, Amerika
tampak pada Gambar di bawah. Jam atom menghasilkan ketelitian yang sangat
tinggi. Kesalahan yang terjadi kurang dari 1 sekon dalam waktu 30.000 tahun.
Jam Atom Sesium-133 |
Standar Besaran Pokok yang lainnya di tuangkan dalam tabel berikut
ini:
Besaran
Pokok
|
Satuan
|
Keterangan
|
Suhu
|
kelvin (K)
|
Definisi
dari suhu didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air
(suhu ketika terjadi kesetimbangan antara fasa cair, uap dan gas dari air)
yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian nol mutlak didefinisikan
pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari
temperature titik tripel air.
|
Kuat arus
|
ampere (A)
|
Satu ampere adalah arus yang mengalir pada dua
kawat sejajar yang setiap panjangnya tidak berhingga dan terpisah sejauh 1 m
serta ditempatkan dalam ruang hampa sehingga kedua kawat melakukan gaya 2 x
10-7 N/m
|
Intensitas cahaya
|
candela (cd)
|
Satu candela adalah intensitas pencahayaan pada
arah tertentu dari suatu sumber radiasi monokromatik (cahaya yang memiliki
satu panjang gelombang) dengan frekuensi 540 x 1012 Hz yang memiliki intensitas
radian dalam arah itu sebesar 1/683 watt per steradian
|
Jumlah zat
|
mol (mol)
|
Satu mol adalah jumlah atom yang terkandung
dalam 0,012 kg karbon isotop-12
|
Subscribe to:
Posts (Atom)